11 Adab Ziaroh Kubur

📋 ​11 ADAB ZIAROH KUBUR​

1⃣ ​TIDAK MENJADIKAN KUBURAN SEBAGAI TEMPAT SHOLAT WAJIB MAUPUN YANG SUNNAH KECUALI SHOLAT JENAZAH​

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ​«الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ»​

Dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiyaAllohu ‘anhu mengatakan: bersabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam: ​​“Bumi ini semuanya adalah masjid kecuali kuburan dan kamar mandi.”​​ [HR. Ahmad (no.11784) At-Tirmidzi (no.317) Ad-Darimi (no.1430) Ibnu Majah (no.745)]

2⃣ ​TIDAK BOLEH SHOLAT MENGHADAP KUBUR​

عَنْ أَبِي مَرْثَدٍ الْغَنَوِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُصَلُّوا إِلَى الْقُبُورِ، وَلَا تَجْلِسُوا عَلَيْهَا»

Dari Abu Martsad Al-Ghonawi berkata: bersabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam: ​​“Janganlah kalian sholat menghadap kubur, dan janganlah kalian duduk-duduk di atasnya.”​​ [HR. Muslim (no.838)]

3⃣ ​TIDAK MENJADIKAN KUBURAN SEBAGAI TEMPAT UNTUK MEMBACA AL-QUR’AN.​

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ​«لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ البَيْتِ الَّذِيْ تُقْرَأْ فِيهِ سُورَةُ البَقَرَةَ»​

Dari Abû Huroiroh berkata bahwasanya Rosûlullôh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: ​​“Janganlah jadikan rumah kalian seperti kuburan, sesungguhnya syaithon akan lari dari rumah yang disitu dibacakan surat Al Baqoroh.”​​ [HR. Muslim (no.780) At-Tirmidzî (no.2877) Berkata Al-Imâm At-Tirmidzî: Hadits Hasan Shohîh Al-Baghowî dalam “syarhus sunnah” (4/456) no.1192]

4⃣ ​TIDAK MENYEMBELIH HEWAN DI KUBURAN​

عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ​«لَا عَقْرَ فِي الْإِسْلَامِ»​، قَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ: «كَانُوا يَعْقِرُونَ عِنْدَ الْقَبْرِ بَقَرَةً أَوْ شَاةً»

Dari Anas bin Malik berkata: bersabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam: ​​“Tidak ada ‘aqro (penyembelihan hewan di kuburan) dalam Islam.”​​ ‘Abdurrozzaq mengatakan: ​“Dahulu kaum musyrikun mereka menyembelih hewan Sapi atau Kambing di kuburan.”​ [HR. Abu Dawud (no.3222)]

5⃣ ​TIDAK BOLEH DUDUK DI ATAS KUBURAN​

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ​«لَأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ، حَتَّى تَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ»​

Dari Abu Huroiroh berkata: bersabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam: ​​“Kalau seandainya salah seorang dari kalian duduk di atas bara api yang membakar pakaiannya, sampai menyengat ke kulitnya; hal itu lebih bagus daripada ia duduk di atas kubur.”​​ [HR. Abu Dawud (no.3228)]

🔴 Termasuk juga bersandar di kuburan. An-Nawawi rohimahulloh mengatakan:

وَالْقُعُودُ عَلَيْهِ حَرَامٌ وَكَذَا الِاسْتِنَادُ إِلَيْهِ وَالِاتِّكَاءُ عَلَيْهِ

​“Duduk di atas kuburan adalah harom, begitu juga bersandar dan meniduri di atasnya.”​ [Syarh Nawawi ‘ala Shohih Muslim]

6⃣ ​TIDAK MENULIS NAMA MAYIT DI ATAS KUBURANNYA​

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: ​نَهَى أَنْ يُبْنَى عَلَى الْقَبْرِ أَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ أَوْ يُجَصَّصَ أَوْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ​.

Dari Jabir berkata: ​“Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam melarang untuk membangun di atas kubur, atau di tambah (tinggi) kuburan atau mengjash (menyemen) atau menulis di atasnya.”​ [HR. An-Nasa’i]

📜 Asy-Syaukani rohimahulloh mengatakan:

قَوْلُهُ: (وَأَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهَا) فِيهِ تَحْرِيمُ الْكِتَابَةِ عَلَى الْقُبُورِ، وَظَاهِرُهُ عَدَمُ الْفَرْقِ بَيْنَ كِتَابَةِ اسْمِ الْمَيِّتِ عَلَى الْقَبْرِ وَغَيْرِهَا.

“Dalam sabda: (Dan menulis di atasnya) ​terdapat padanya larangan untuk menulis di atas kubur, dzohirnya tidaklah dibedakan antara penulisan nama mayit di atas kubur dengan yang lainnya.”​ [Lihat “Nailul Author” (no.1474)]

7⃣ ​TIDAK BOLEH MEMBANGUN KUBURAN​

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: ​«نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصُ الْقَبْرُ وَأنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأنْ يُبْنَى عَلَيْهِ»​

Dari Jabir berkata: ​“Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam melarang untuk menyemen kubur, mendudukinya dan membangun di atasnya.”​ [HR. Muslim (no.970)]

📜 Asy-Syafi’i rohimahulloh mengatakan:

​رَأَيْت الْأَئِمَّةَ بِمَكَّةَ يَأْمُرُونَ بِهَدْمِ مَا يُبْنَى​، وَيَدُلُّ عَلَى الْهَدْمِ حَدِيثُ عَلِيٍّ الْمُتَقَدِّمُ

​“Aku telah melihat para Imam-Imam di Makkah memerintahkan untuk menghancurkan apa yang telah dibangun di atas kuburan.​ Dan yang menunjukkan untuk menghancurkan adalah hadits ‘Ali yang telah lewat.” [Lihat “Nailul Author” (no.1474)]

8⃣ ​TIDAK BERJALAN DIANTARA KUBURAN DENGAN SANDAL​

عن بَشِير ابن الخَصَاصِيَّة أن رَسُول اللَّه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حانت منه نَظْرَةٌ، فَإِذَا رَجُلٌ يَمْشِي فِي الْقُبُورِ عَلَيْهِ نَعْلَانِ، فَقَالَ: ​«يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ، وَيْحَكَ أَلْقِ سِبْتِيَّتَيْكَ»​ فَنَظَرَ الرَّجُلُ فَلَمَّا عَرَفَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَلَعَهُمَا فَرَمَى بِهِمَا

Dari Basyir bin Al-Khoshohiyyah berkata: Ketika Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam berjalan, tiba-tiba beliau melihat ada seorang lelaki yang berjalan diantara kuburan dengan kedua sandalnya; maka Nabi bersabda: ​​“Wahai pemakai sandal sibtiyyah; celaka engkau, lepaskanlah kedua sandal sibtiyyahmu.!”​​ Lelaki tadi itu pun menoleh, maka ketika ia mengetahui bahwa itu adalah Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam ia pun melepasnya dan melempar kedua sandalnya.” [HR. Ahmad (no.20784) Abu Dawud (no.3230) Ibnu Majah (no.1568) An-Nasa’i (no.2048)]

📜 Ibnu Baz rohimahulloh mengatakan:

يَخْلَعُهَا إِذَا كَانَ يَمُرُّ بَينَ القُبُورِ، أَمَّا إِذَا لَم يَمُرُّ بَينَ القُبُورِ فَلَا يَخْلَعُهَا مِثْل أَنْ يَقِفَ عِنْدَ أَوَّلِ المَقْبَرَةِ وَيُسَلِّمُ فَلاَ يَخْلَعُ.

​“Dilepas sandal ketika melewati diantara kuburan, apabila ia tidak melewati diantara kuburan, maka tidaklah ia melepasnya semisal ketika berdiri pada pintu kuburan dan mengucapkan salam, maka yang seperti ini tidak melepasnya.”​

9⃣ ​TIDAK BOLEH MENGINJAK KUBURAN.​

📜 Abu Sa’id mengatakan:

كُنْتُ أَمْشِي مَعَ عَبْدِ اللَّهِ فِي الْجَبَّانَةِ، فَقَالَ: ​«لَأَنْ أَطَأَ عَلَى جَمْرَةٍ حَتَّى تُطْفَأَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَطَأَ عَلَى قَبْرٍ​»

“Suatu ketika aku berjalan bersama ‘Abdulloh (Ibnu Mas’ud) di Jabbânah, maka beliau mengatakan: ​“Kalau seandainya aku menginjak di atas bara api sampai padam, lebih aku sukai daripada aku menginjak di atas kuburan.”​ [AR. Ibnu Abi Syaibah (no.11771)]

Datang atsar semisal dari Abu Bakroh dan ‘Uqbah bin ‘Amir dalam Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah (no.11772).

🔟 ​TIDAK MEMBUANG HAJAT DI KUBURAN​

📜 Mujahid bin Jabr rohimahulloh mengatakan:

«لَا يُحْدِثُ وَسَطَ مَقْبَرَةٍ، وَلَا يَبُولُ فِيهَا»

​“Janganlah berhadats di tengah-tengah kuburan dan tidak pula kencing di kuburan.”​ [AR. Ibnu Abi Syaibah (no.11780)]

1⃣1⃣ ​TIDAK MENEBAR BUNGA MAUPUN WEWANGIAN DI KUBURAN​

📜 Lajnah Daimah berfatwa:

​وَضْعُ الزُّهُورِ عَلَى قُبُورِ الشُّهَدَاءِ أَو قُبُورِ غَيْرِهِمْ أَو عَمِلَ قَبْر الجُنْدِي المَعْلُوم أَو المَجْهُول- مِنَ البِدَعِ الَّتِي أَحْدَثَهَا بَعضُ المُسْلِمينَ فِي الدُّوَلِ الَّتِي اشْتَدَّتْ صِلَتُهَا بِالدُّوَلِ الكَافِرَةِ،​ استِحْسَانًا لِمَا لَدَى الكُفَّارِ مِنْ صَنِيْعِهِمْ مَعَ مَوتَاهُمْ، وَهَذَا مَمْنُوعٌ شَرعًا لِمَا فِيْهِ مِنَ التَّشَبُّهِ بِالكُفَّارِ، وَأَتْبَاعُهُمْ فِيْما ابتَدَعُوهُ لِأَنْفُسِهِم فِي تَعْظِيمِ مَوتَاهُمْ.

​“Menebar bunga di atas kubur para Syuhada atau kubur selain mereka atau di kuburan para tentara yang ma’ruf maupun tak diketahui termasuk dari perkara bid’ah yang diada-adakan oleh sebagian kaum muslimin di Negeri yang masih memiliki kaitan erat dengan Negara-negara kafir;​ karena menganggap baik dengan apa yang dimiliki orang kafir dari perbuatan mereka terhadap orang yang telah meninggal dari mereka. Ini adalah perkara yang terlarang secara syari’at disebabkan terdapat padanya tasyabbuh dengan orang kafir dan mengikuti mereka pada perkara yang mereka ada-adakan untuk mereka sendiri dalam memuliakan orang mati mereka.”

​Fuad Hasan bin Mukiyi​
Ngawi, 8 Syawwal 1438 Hijriyyah

📤 Channel telegram Masjid Imam Al-Wadi'i:
https://t.me/MasjidImamAlWadii