📚 Fawaid Pagi Hari ini :
*TENTANG MASALAH NIAT BAGI ORANG YANG BERPUASA*
_Saudaraku kaum Muslimin rohimakumulloh..._
Ketahuilah, salah satu adab yg harus diperhatikan bagi orang yg berpuasa adalah *"berniat"* untuk melakukan ibadah puasa Romadhon.
Yang dimaksud niat disini adalah _"berkeinginan, bermaksud, bertujuan atau menyengaja untuk melakukan suatu perbuatan !"_
Dan niat itu tempatnya adalah *di dlm hati, bukan di lisan*. Karena itu, niat itu tdk diucapkan atau dilafadzkan dgn lisan.
Dengan niat, suatu amalan bisa dibedakan, apakah hal itu termasuk ibadah dan ketaatan kepada Alloh, atau hanya sekedar adat/kebiasaan saja. Dengan niat itu juga bisa dibedakan antara ibadah yg satu dengan ibadah yg lainnya.
Hal itu krn Nabi shollallohu alaihi wa sallam pernah bersabda :
إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرىء ما نوى
_"Sesungguhnya amal-amal itu hanyalah tergantung dengan niat-niatnya. Dan sesungguhnya masing-masing orang itu hanyalah sesuai dgn apa niatnya...."_
[ HR *Imam Al-Bukhori* no. 1 dan *Imam Muslim* no. 1907 ]
Dan secara khusus, dlm melaksanakan ibadah puasa pun, *tanpa adanya niat, tidak sah puasa yg dilakukan seseorang.* Sama saja, apakah itu puasa yg wajib maupun puasa sunnah. Dalilnya adalah hadits tab di atas, dan ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) para ulama.
Dan tentang niat bagi orang yg berpuasa ini pula, *perlu dibedakan antara puasa yg fardhu (wajib) dengan puasa nafilah (sunnah).*
Rinciannya adalah sebagai berikut :
*Pertama :* Bila puasanya itu adalah puasa fardhu (wajib), maka : *"Wajib bagi orang yg berpuasa itu untuk menetapkan niatnya pada malam harinya sebelum dia berpuasa untuk pagi hari besoknya. Bila dia sengaja meninggalkan niat tsb, maka tidak sah puasanya !"*
Dalilnya adalah hadits *Hafshoh bintu Umar* rodhiyallohu anha, bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
من لم يبيت الصيام قبل الفجر فلا صيام له
_"Barangsiapa yg belum berniat untuk berpuasa pada malam harinya sebelum terbitnya fajar (waktu shubuh), maka tidak ada puasa baginya."_
[ HR *Abu Dawud* no. 2454, *At-Tirmidzi* no. 370, *An-Nasa'i* no. 2331 dan *Ibnu Majah* no. 1700 dan yg lainnya]
Hadits ini dhohirnya menunjukkan : wajibnya bagi seseorang untuk memancangkan niat di dlm hati, setiap malam hari bagi orang yg akan berpuasa Romadhon (atau puasa yg wajib).
*Catatan :*
Tetapi, tentang hadits tersebut, guru kami, *As-Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Ali bin Hizam* hafidzhohulloh menyatakan :
_“Yang rojih, hadits ini adalah *mauquf* (berhenti sanadnya) sampai kepada Hafshoh rodhiyallohu ‘anha (tidak sampai marfu’ kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam). Tetapi ada juga riwayat lainnya yang juga mauquf sampai kepada Ibnu Umar rodhiyallohu ‘alhuma."_
(lihat *Bulughul Marom* (no. 638) hal. 207, dengan Tahqiq dan Takhrij hadits oleh Syaikh Muhammad bin Hizam hafidzhohulloh, juga kitab *Ithaaful Anaam bi Ahkami wa Masailis Shiyam*, hal. 36, juga karya beliau)
Para ulama yang juga merojihkan mauquf-nya hadits tersebut diantaranya : Al-Imam Al-Bukhori, Abu Hatim Ar-Rozi, An-Nasa’i, Ad-Daruquthni, Abu Dawud dan At-Tirmidzi rohimahumulloh ajma’in.
Kemudian masih ada dalil lainnya yang menunjukkan wajibnya menetapkan niat sebelum berpuasa fardhu, yakni hadits yang masyhur :
إنما الأعمال بالنيات
_“Sesungguhnya amal-amal itu (tergantung) dengan niat-niatnya…”_
(HR *Imam Al-Bukhori* no. 1 dan *Imam Muslim* no. 1907)
Sebenarnya ada pendapat lainnya dari sebagian ulama yang menyatakan *tidak wajibnya berniat di malam hari*. Tetapi pendapat yang rojih (kuat lagi terpilih) adalah pendapat pertama tersebut di atas.
Pendapat inilah yang dirojihkan oleh *Al-Imam Ibnu Qudamah*, *Imam An-Nawawi*, *Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah*, *As-Shon’ani*, dan juga *As-Syaukani* rohimahumulloh ajma’in.
(lihat : *Al-Mughni* (3/7), *Al-Majmu’* *Syarh Al-Muhadzdzab* (6/289-290), *Nailul Author* (4/196) dan *Al-Muhalla* no. 728)
*Masalah :* _“Bagaimana bila seseorang lupa berniat di malam hari ?”_
Bila dia lupa melakukannya di malam hari, maka hendaknya dia *bersegera untuk berniat ketika dia ingat*, d