Tanya:
Bismillah... Assalamu'alaikum...
Ustadz, kenapa Nabi Musa 'Alaihis Salam masih berkeinginan untuk belajar kepada Nabi Khidhir 'Alaihis Salam agar mendapatkan ilmu dari Nabi Khidhir 'Alaihis Salam, padahal mereka berdua sama-sama Nabi. Apakah yang membedakannya? Apakah keilmuan Nabi Khidhir 'Alaihis Salam lebih tinggi ilmunya dibandingkan dengan Nabi Musa 'Alaihis Salam.
Dari kisah-kisah yang disebutkan dalam surat Al-Kahfi pada ayat yang berkenaan dengan hal tersebut? Apakah yang hendak disampaikan agar menjadikan pelajaran untuk kita semua di masa sekarang ini? Jazakumullahu khairan.
Jawab:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
Rasulullah Musa berkeinginan untuk menuntut ilmu di sisi Nabiullah Al-Khidhir 'Alaihimas Shalatu was Salam karena beliau di saat sedang berceramah, tiba-tiba ada seseorang bertanya kepada beliau:
أَيُّ النَّاسِ أَعْلَمُ؟
"Siapakah manusia yang paling berilmu?".
Maka beliau menjawab:
أَنَا أَعْلَمُ.
"Aku adalah paling berilmu".
Maka Allah mewahyukan kepada beliau:
إِنَّ عَبْدًا مِنْ عِبَادِي بِمَجْمَعِ الْبَحْرَيْنِ هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ.
"Bahwa ada seorang hamba dari hamba-hamba-Ku di Pertemuan 2 laut, beliau lebih berilmu daripada Anda".
Dengan demikian membuat Musa 'Alaihish Shalatu was Salam bertekad untuk menuntut ilmu di sisi hamba Allah tersebut, lalu beliau mengatakan:
يَا رَبِّ وَكَيْفَ بِهِ؟
"Wahai Rabb bagaimana caranya supaya bisa bertemu dengannya?".
Maka Allah wahyukan kepada beliau:
احْمِلْ حُوتًا فِي مِكْتَلٍ فَإِذَا فَقَدْتَهُ فَهْوَ ثَمَّ.
"Bawalah ikan ke dalam suatu tempat, jika kamu sudah kehilangan dengan ikan tersebut maka di sanalah beliau berada".
Dan pada kelanjutan kisahnya di dalam surat Al-Kahfi setelah pertengahan dari surat Al-Kahfi.
Berdasarkan wahyu tersebut menunjukkan bahwa Nabiullah Al-Khidhir ketika itu lebih berilmu daripada Rasulullah Musa 'Alaihimas Shalatu was Salam, namun ketika sudah bertemu dan kemudian keduanya berpisah maka Rasulullah Musa 'Alaihimas Shalatu wa Salam diberi tambahan ilmu dan ditinggikan derajatnya sehingga beliau menjadi lebih berilmu dan lebih utama daripada Nabiullah Al-Khidhir 'Alaihimas Shalatu was Salam.
Adapun yang menjadi pelajaran dari perjalanan Rasulullah Musa dalam menuntut ilmu di sisi Nabiullah Al-Khidhir 'Alaihimas Shalatu was Salam maka sangatlah banyak, dan Rasulullah Musa benar-benar telah mendapatkan faedah 'ilmiyyah dari Nabiullah Al-Khidhir 'Alaihimas Shalatu was Salam, di antaranya:
* Ketika seekor burung datang di perahu lalu mematok setetes dari air laut maka Nabiullah Al-Khidhir langsung memberikan nasehat kepada Rasulullah Musa 'Alaihimash Shalatu was Salam:
يَا مُوسَى، مَا نَقَصَ عِلْمِي وَعِلْمُكَ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ إِلاَّ كَنَقْرَةِ هَذَا الْعُصْفُورِ فِي الْبَحْرِ.
"Wahai Musa, tidaklah ilmuku dan ilmu Anda mengurangi dari ilmu Allah kecuali seperti patokan burung ini ke dalam air laut".
Terdapat pelajaran untuk kita bahwa ilmu kita dan ilmu setiap hamba Allah sangatlah minim sekali maka dengan itu sangatlah tidak pantas bagi setiap orang untuk menganggap dirinya memiliki keluasan ilmu atau merasa paling berilmu.
* Ketika Rasulullah Musa 'Alaihish Shalatu was Salam dengan penuh adab dan sopan santun dalam menuturkan permohonannya untuk mengikuti Nabiullah Al-Khidhir 'Alaihimas Shalatu was Salam supaya menuntut ilmu di sisinya maka Nabiullah Al-Khidhir 'Alaihimas Shalatu was Salam dengan penuh tawadhu' memberikan nasehat kepadanya:
يَا مُوسَى إِنِّي عَلَى عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ، عَلَّمَنِيهِ اللَّهُ لاَ تَعْلَمُهُ وَأَنْتَ عَلَى عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ عَلَّمَكَهُ اللَّهُ لاَ أَعْلَمُهُ.
"Wahai Musa, sesungguhnya Aku di atas suatu ilmu dari ilmu Allah yang Allah telah mengajarkannya kepadaku yang Anda tidak mengetahuinya. Dan Anda di atas suatu ilmu dari ilmu Allah yang Allah telah mengajarkannya kepada Anda yang Aku tidak mengetahuinya".
Terdapat pelajaran untuk kita bahwa tidak setiap orang berilmu itu mengetahui segala ilmu, bahkan terkadang ada yang terluputkan dari suatu ilmu yang sangat mudah untuk diucapkan seperti ucapan "Wallahu A'lam" tentu sudah sangat banyak dari manusia yang terluputkan darinya, oleh karenanya ketika Rasulullah Musa 'Alaihimas Shalatu was Salam mengatakan bahwa beliau paling berilmu maka langsung diturunkan wahyu kepada beliau, dan pada riwayat tentang kisahnya disebutkan:
فَعَتَبَ اللَّهُ عَلَيْهِ إِذْ لَمْ يَرُدَّ الْعِلْمَ إِلَيْهِ.
"Maka Allah mengingatkan kepada beliau, karena beliau tidak mengembalikan ilmu kepada Allah".
Yakni beliau tidak mengucapkan "Wallahu A'lam".
Dan dari nasehat Nabiullah Al-Khidhir kepada Rasulullah Musa 'Alaihimas Shalatu was Salam tersebut terdapat pula pelajaran untuk kita supaya lebih berhati-hati dalam mengkritik atau mengingkari perbuatan orang berilmu, karena bisa jadi orang berilmu itu ketika berbuat berdasarkan ilmu yang diketahuinya atau ketika berbuat dan berkata dalam keadaan tanpa menyadarinya, jika seperti ini keadaannya maka mudah-mudahan Allah memberikan taufiq kepadanya terhadap apa-apa yang Allah ridhai dan mengampuninya serta memaafkannya:
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ
“Wahai Rabb kami, janganlah Engkau menghukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau telah bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau-lah pelindung kami, maka tolonglah kami dalam menghadapi orang-orang kafir”.
(Al-Baqarah: 286).
Demikian di antara pelajaran yang dapat kami berikan pada kesempatan ini, semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikannya bermanfaat.
(Abu Ahmad Muhammad Al-Khidhir di Kemang Pratama-Bekasi pada 19 Rabi'ul Awwal 1439).
⛵ http://t.me/majaalisalkhidhir