Jumat, 04 November 2016

Tentang Munculnya Gambar DiHandphone




Fatwa Asy Syaikh Al Faqih Muhammad bin Hizam:
بسم الله الرحمن الرحيم

📱 Tentang Fenomena Munculnya Gambar Di Handphone 📱

📩 الســـــؤال الثانـــــي :-

Soal Ke Dua :

يقول السائل بعض الأخوة من طلبة العلم, في جوالاتهم صور من ذوات الأرواح, وربما نظروا فيها وهم داخل المسجد؟

Penanya berkata : sebagian penuntut ilmu, terdapat di handphone mereka gambar gambar yang bernyawa, dan terkadang mereka melihatnya di dalam masjid?

📝 الإجـــــــــابة :-

هذا الأمر مما بدأ فيه بعض طلبة العلم بالتساهل فيه, ولا يجوز ذلك, فصور ذوات الأرواح من كبائر الذنوب, فلا يجوز لك أن تقرها في جوالك, أو تقرها في بيتك وأنت تستطيع إزالتها,

Awal mula perkara ini muncul dari sebagian pelajar, yang bermudah mudahan di dalamnya.
Dan perkara ini tidak dibolehkan.
Gambar-gambar yang bernyawa merupakan dosa besar, maka tidak boleh engkau menyimpan nya di handphone atau di rumah mu dan engkau mampu melenyapkan nya.

والأدلة في تحريم الصور كثيرة, وأنت إذا نقلتها إلى جوال أخيك, تكون في حكم المصور, لأنك متعاون عليها, وفي حكم الراضي بها,

Dan dalil-dalil tentang keharaman gambar amatlah banyak, dan jika engkau menggandakan gambar tersebut ke handphone saudaramu, maka engkau sama dengan "orang yang menggambar", dikarenakan kau tolong menolong bersamanya dan kau ridha dengan dengan gambar tersebut,

والصور تشمل سواء صورة مرسومة, أو تمثالًا منحوتًا, كله يدخل في ذلك, ويدخل في ذلك ما أخذ بالآلة, أو رسم باليد, كله من المحرمات,

Dan gambar mencakup : gambar yang di lukis, patung, atau di pahat; semuanya masuk dalam kategori tersebut.
Dan masuk dalam kategori ini adalah : gambar yang diambil menggunakan alat, dilukis dengan tangan, semuanya adalah haram / terlarang.

 ينبغي العمل بالعلم, يجب على المسلمين أن يعملوا بهذه الأدلة التي تحرم الصور, ذكر العلماء أن ما أضطر إليه الناس, من البطائق والجوازات, وغيرها, هذا قد اضطروا إليه, وألزموا به, فلا يستطيع أن يمت أموره, إلا بذلك, والإثم على من ألزم المسلمين بذلك,

Maka seharusnya kita mengamalkan ilmu, dan wajib bagi kaum muslimin untuk berbuat berdasarkan dalil-dalil yang mengharamkan gambar.
Ulama menyebutkan bahwa perkara yang amat darurat bagi kita, seperti KTP, PASPOR dan yang lainnya, yang merupakan keharusan yang tidak bisa dihindari, dan tidak bisa menyelesaikan urusan nya kecuali dengan perkara tersebut, dan dosa nya di tanggung oleh pihak yang mewajibkan nya atas kaum muslimin.

ولو صور يد أو أصبع أو رجل, وما لا روح فيه, يجوز ذلك, ولكن الأفضل الترك, وقد يتدرج به الشيطان إلى أن يرسم الرأس, والدليل على ذلك حديث، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: " الصُّورَةُ الرَّأْسُ فَإِذَا قُطِعَ الرَّأْسُ فَلَيْسَ بِصُورَةٍ " أخرجه البيهقي في الكبرى,

Dan jika menggambar tangan, jari kaki atau yang tidak ada nyawa nya, maka boleh, walaupun yang lebih utama adalah meninggalkannya. Dan syaitan bisa saja mengulur ulur hingga ia menggambar sebuah kepala, dan dalilnya adalah hadits Ibnu Abbas radhiyallaahu anhuma : gambar itu adalah kepala, dan apabila kepalanya dipotong maka bukanlah gambar.
Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Al Kubro.

 وفي سنن أبي داود والترمذي عن أَبي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

Dan dalam Sunan Abu Daud dan Tirmidzi dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

 " أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام، فَقَالَ لِي: أَتَيْتُكَ الْبَارِحَةَ فَلَمْ يَمْنَعْنِي أَنْ أَكُونَ دَخَلْتُ إِلَّا أَنَّهُ كَانَ عَلَى الْبَابِ تَمَاثِيلُ، وَكَانَ فِي الْبَيْتِ قِرَامُ سِتْرٍ فِيهِ تَمَاثِيلُ، وَكَانَ فِي الْبَيْتِ كَلْبٌ، فَمُرْ بِرَأْسِ التِّمْثَالِ الَّذِي فِي الْبَيْتِ يُقْطَعُ، فَيَصِيرُ كَهَيْئَةِ الشَّجَرَةِ، وَمُرْ بِالسِّتْرِ فَلْيُقْطَعْ، فَلْيُجْعَلْ مِنْهُ وِسَادَتَيْنِ مَنْبُوذَتَيْنِ تُوطَآَنِ، وَمُرْ بِالْكَلْبِ فَلْيُخْرَجْ "،

Jibril alaihis salam datang kepadaku dan dan mengatakan : tadi malam aku mendatangimu dan tidak ada yang menghalangiku untuk masuk, melainkan pada pintu terdapat gambar, dan memang didalam rumah ada kain pembatas yang ada gambarnya, dan juga didalam nya terdapat anjing. maka perintah kan agar kepala gambar yang di rumah tersebut dipotong, sehingga menjadi seperti pohon, dan perintahkan agar kain gorden itu di potong, dan dibuat dua bantal, yang di gelar dan dibuat alas kaki, dan Perintahkan agar anjing itu di keluarkan.

 فَفَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَإِذَا الْكَلْبُ لِحَسَنٍ - أَوْ حُسَيْنٍ - كَانَ تَحْتَ نَضَدٍ لَهُمْ، فَأُمِرَ بِهِ فَأُخْرِجَ، قَالَ أَبُو دَاوُدَ: " وَالنَّضَدُ: شَيْءٌ تُوضَعُ عَلَيْهِ الثِّيَابُ شَبَهُ السَّرِيرِ ", والشاهد هو قوله: (فَمُرْ بِرَأْسِ التِّمْثَالِ الَّذِي فِي الْبَيْتِ يُقْطَعُ، فَيَصِيرُ كَهَيْئَةِ الشَّجَرَةِ), وجاء عن عائشة رضي الله عنها.

Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun melaksanakannya, dan ternyata anjing itu milik Hasan -atau Husain- berada dibawah rak mereka, lalu dia pun dikeluarkan.
Berkata Abu Daud : dan Nadhad adalah : suatu yang digunakan untuk meletakkan baju, mirip dengan ranjang.
Dan syahid nya adalah sabda beliau : maka perintahkan agar kepala gambar yang dirumah itu dipotong, sehingga menjadi seperti pohon.
Dan hadits ini juga datang dari Aisyah radhiyallahu anha.

Selesai.

_____________________________________

✍🏽 Diterjemah oleh :
  ☄
Al Akh Zubaidi ibn Sarbini حفظه الله
تعالى ☄

Sumber Fatwa: Majmu' Fatawa Syaikh Ibn Hizam nomor 341

=======

📃
Baca fatwa lainnya di
⤵️⤵️⤵️
http://bit.do/binhizamind