Senin, 21 November 2016

Nikmat Sakit

SEANDAINYA SEORANG MUKMIN MENGETAHUI BAHWA FAEDAH YANG BISA DIPETIK DARI SAKITNYA JAUH LEBIH BESAR KETIMBANG SAKIT YANG DIRASAKANNYA



Dari Jabir rodhiyallohu anhu, beliau berkata: Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:

يود أهل العافية يوم القيامة حين يعطى أهل البلاء الثواب لو أن جلودهم كانت قرضت في الدنيا بالمقاريض

"Pada hari kiamat ketika orang-orang yang diuji di dunia diberikan pahala, orang-orang yang dulunya sehat menginginkan seandainya kalau dulunya kulit-kulit mereka dipotong-potong dengan gunting. " (HR Tirmidzi, dihasankan Syaikh Al Albaniy)

Sudah merupakan tabiat manusia bahwasannya jiwa membenci rasa sakit, akan tetapi Alloh memiliki hikmah di balik itu, dan Alloh tidak akan menzholimi seorangpun.

Alloh telah menjadikan sakit bagi seorang hamba yg beriman sbg tanda bahwasanya. Alloh menghendaki kebaikan bagi dirinya.

Sbgmana dalam hadits dari Abu Huroiroh rodhiyalloh anhu, bahwasanya Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:

من يرد الله به خيرا يصب منه

_"Barangsiapa yg Alloh kehendaki kebaikan baginya, maka dia akan diberi cobaan"._ (HR Bukhoriy)

Bahkan Nabi sholallohu alaihi wasallam menjadikan kebalikannya -yaitu: tidak pernah sakit-sbg tanda org2 yg binasa.

Sbgmana dlm hadits dari Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu, bhwasanya seorg Arob Badui mendatangi Rosululloh sholallohu alaihi wasallam. Maka Rosululloh sholallohu alaihi wasallam berkata:

_"Apakah engkau pernah menderita ummu mildam?" Dia berkata: "Apa itu ummu mildam? " Beliau berkata: "Panas antara kulit dan daging". Badui berkata: "Aku tdk pernah merasakannya sekalipun". Beliau berkata: "Apakah engkau pernah menderita suda' (sakit kepala)?" Badui berkata: "Apa itu suda'? " Beliau berkata: "Urat yg menyebabkan sakit di kepala seseorang". Badui berkata: "Aku tdk pernah merasakannya sekalipun". Ketika dia pergi, beliau berkata: "Brgsiapa yg ingin melihat lelaki penghuni neraka, maka lihatlah org ini"._ (HR Bukhoriy)

Banyak hadits2 shohih yg menunjukkan bhwasanya musibah yg menimpa seorg mukmin tdk ada harganya jika dibandingkan manfaat yg bisa dipetik dibalik itu.

Sbgmana dlm hadits Al Baro' rodhiyallohu anhu bhwasanya Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:

ما اختلخ عرق ولا عين إلا بذنب أوما يدفع الله عنه أكثر

_"Tidaklah urat menggelisahkan, tdk juga mata, melainkan karena dosa. Sementara yg Alloh elakkan dari org tsb jauh lebih besar"._ (di shohihkan Syaikh Al Albani di Shohihul Jami')

Rosululloh sholallohu alaihi wasallam telah memberikan kabar gembira ini dgn beragam manfaat bagi kaum mukminin, sbgmana beliau sebutkan dlm berbagai hadits...

*Terus Mengalirnya Pahala Amalan-amalan

Rosululloh sholallohu alaihi wasallam berkata:

إذا ابتلى الله العبد المسلم ببلاء في جسده، قال الله: اكتب له صالح عمله الذي كان يعمله، فإن شفاه غسله وطهره، وإن قبضه له ورحمه

_"Apabila Alloh menimpakan cobaan kpd hamba pd jasadnya, Alloh mengatakan (kpd malaikat): "Tulislah baginya amalan sholih sbgmana amalan yg dahulu diamalkannya". Apabila Alloh menyembuhkan org tsb, maka DIA membersihkan dan menyucikannya dari dosa2nya. Apabila Alloh mewafatkannya maka Alloh mengampuni kejelekan2nya dan merahmatinya"._ (HR Ahmad dari Anas bin Malik rodhiyallohu anhu, dishohihkan Syaikh Muqbil di Jami'ush Shohih, dan Syaikh Al Albani di Shohih Targhib Wa Tarhib berkata: hadits ini hasan shohih)

Beliau sholallohu alaihi wasallam bersabda:

إن العبد إذا كان على طريقة من العبادة، ثم مرض قيل للملك الموكل به: اكتب له مثل عمله إذ كان طليقا حتى أطلقه أو أكفته إلي

_Sesungguhnya seorg hamba apabila berada pd jln yg baik dlm ibadah, kemudian dia sakit. Maka dikatakan kpd malaikat yg diutus kpdnya: "Tulislah baginya (pahala) sperti amalannya (terdahulu) sampai AKU mengangkat penyakit darinya atau mewafatkannya"_ (HR Ahmad dari Abdulloh bin 'Amr bin Al 'Ash rodhiyallohu anhuma, dihasankan Syaikh Muqbil di Jami'ush Shohih dan dishohihkan Syaikh Al Albani di Misykatul Masholih)

_*~ Terhapusnya Dosa Dan Kesalahan*_

Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:

لا يزال البلاء بالمؤمن والمؤمنة، في جسده وأهله وماله ، حتى يلقى الله عز وجل وما عليه خطيئة

"Senantiasa bala menimpa mukmin dan mukminah, baik di badannya, keluarganya dan hartanya, sampai dia menjumpai Alloh 'Azza wa Jalla dan tdk ada lagi kesalahan baginya"_ (HR Bukhoriy dlm Adabul Mufrod dari Abu Horoiroh rodhiyallohu anhu, dishohihkan Syaikh Al Albani dan Syaikh Muqbil)

Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu berkata : "Ketika turun ayat:

من يعملسوءا يجزبه

"Brgsiapa yg mengerjakan kejahatan maka dia akan dibalas sesuai dgn kejahatan itu"_ (An Nisaa' 123)
Hal tsb terasa berat bagi kaum muslimin. Maka Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:

قاربوا، وسددوا، ففي كل ما يصاب به المسلم كفارة، حتى النكبة ينكبها، أو الشوكة يشاكها

"Perdekatlah (oleh kalian) dan tepatkanlah (dlm melakukan amalan). Pada setiap musibah yg menimpa seorg muslim, terdapat penghapus dosa bahkan sesuatu yg melukainya atau duri yg menusuknya"._ (HR Muslim)

Abu Bakr Ash Shiddiq rodhiyallohu anhu mengatakan: "Wahai Rosululloh, bgmana bisa selamat setelah turunnya ayat ini? :

ليس بأمانيكن ولا أماني أهل الكتاب من يعمل سوءا يجزبه

"Pahala itu bukan dari angan2 kalian bukan juga dari angan2 ahlul kitab. Brgsiapa yg mengerjakan kejahatan maka dia akan dibalas sesuai dgn kejahatan itu"._ (An Nisaa' 123)

"Setiap kejelekan amalan kita, kita akan dibalas dgnnya..? ". Rosululloh menjawab:

غفر الله لك يا أبا بكر ألست تمرض ألست تحزن ألست يصيبك اللأواء

"Semoga Alloh mengampunimu wahai Abu Bakr. Bukankah engkau mengalami sakit? Bukankah engkau mengalami kesedihan? Bukankan engkau ditimpa kesusahan? "_

Aku katakan: "Iya wahai Rosululloh". Beliau berkata:

فهو ما يجزون به

"Maka dgn itulah kalian dibalas"._ (HR Ahmad dan Ibnu Hibban, dishohihkan Syaikh Al Albani dlm Shohih At Targhib wat Tarhib)

Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:

الحمى من كبر جهنم، فما أصاب المؤمن منها كان حظه من النار

"Panas (demam) berasal dari tungku jahannam. Tidaklah menimpa seorg mukmin, melainkan dia mengambil bagiannya dari neraka (sehingga nanti tdk di adzab lagi)"._ (HR Ahmad, dishohihkan Syaikh Al Albani dlm Ash Shohihah)

Abu Sa'id Al Khudri dan Abu Huroiroh rodhiyallohu anhuma, mereka berdua mendengar Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:

ما يصيب المؤمن من وصب، ولا نصب، ولا سقم، ولا حزن حتى الهم يهمه، إلا كفر به من سيئاته

"Tidaklah menimpa seorg mukmin, berupa penyakit menahun (terus menerus), kelelahan, sakit (yg tdk permanen), kesedihan (atas sesuatu yg telah terjadi), bahkan kegelisahan (atas sesuatu yg blm terjadi), kecuali dgnnya akan Alloh hapuskan kejelekan2nya"_ (HR Bukhoriy - Muslim)

Rosululloh sholallohu alaihi wasallam berkata:

مل من مسلم يصيبه آذى، شوكة فما فوقها، إلا كفر الله بها سيئاته، كما تحط الشجرة ورقها

"Tidakla seorg muslim ditimpa gangguan berupa duri atau apa2 yg diatasnya, kecuali Alloh hapuskan kejelekan2nya sbgmana pohon merontokkan daun2nya"._ (HR Bukhori dari Ibnu Mas'ud rodhiyallohu anhu)

Syaikh Al Utsaimin rohimahulloh mengatakan: "Kedua hadits ini, yakni hadits Abu Sa'id, Abu Huroiroh, serta hadits Ibnu Mas'ud rodhiyallohu anhum, pdnya terdapat dalil bhwasanya dosa dosa seseorg akan dihapuskan dgn musibah yg menimpanya berupa kegelisahan, kelelahan, kekalutan dan selainnya. Ini merupakan nikmat Alloh 'Azza wa Jalla yg memberikan cobaan bagi hambaNYA agar menghapuskan kejelekan2nya dan menggugurkan dosa2nya. (Syarh Riyadhish Sholihin)

Beliau sholallohu alaihi wasallam juga mengatakan:

صداع المؤمن وشوكة يشاكها أو شيء يؤذيه يرفعه الله بها يوم القيامة درجة ويكفر عنه بها ذنوبه

Sakit kepala yg menimpa mukmin, juga duri yg menusuknya atau sesuatu yg mengganggunya, maka Alloh dgnnya Alloh akan mengangkat derajat hamba tsb pd hari qiyamat dan menhmghapuskan dosa2nya"._ (HR Ibnu Abi Dunia dari Abu Sa'id Al Khudriy rodhiyallohu anhu, dishohihkan Syaikh Al Albani dlm Shohih At Targhib Wat Tarhib)

Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:

إن الصالحين يشدد عليهم، وإنه لايصيب مؤمنا نكبة من شوكة ، فما فوق ذلك إلا حطت به عنه خطيئة، ورفع بها ررجة

"Sesungguhnya org2 sholih diberatkan cobaan baginya. Tidaklah seorg mikmin ditimpa terlukai duri dan yg lebih berat dari itu, kecuali dgn cobaan itu akan dihapus kesalahan darinya dan diangkat derajatnya"._ (HR Ahmad dll dari Aisyah rodhiyallohu anha, asal hadits ini dlm Shohih Muslim. Dishohihkan Syaikh Al Albani dlm Ash Shohiha

_*Diangkatnya Derajat Dan Kedudukan*_

Dua hadits sebelum ini telah menunjukkan hal tsb. Juga pd hadits lain Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:

إن الرجل لتكون له عند الله المنزلة، فمايبلغها بعمل فلا يزال الله يبتليه بما يكره حتى يبلغه إياها

_Sungguh seseorg memiliki kedudukan di sisi Alloh, namun tdk bisa dicapai dgn amalannya. Maka Alloh terus memberinya cobaan dgn sesuatuyg dibencinya, sampai dia mencapai kedudukan tsb"._ (HR Abu Ya'la dan Ibnu Hibban dari Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu, dihasankan Syaikh Al Albani dan Syaikh Yahya Al Hajuriy).


*YANG BUTUH, MESTI MENJAGA KEHORMATAN*

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا


“Berinfaqlah kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah, mereka tidak dapat (berusaha) di bumi. Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu  bisa mengenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak”._ (QS Al-Baqoroh 273)

Hal ini mencakup juga apa yang mereka katakan “untuk kepentingan dakwah”, ketahuilah bahwa Islam adalah agama yang mulia dan ditegakkan dengan cara yang mulia, tidak butuh kepada cara-cara yang hina.

*KEUTAMAAN MENGINFAKKAN HARTA DI JALAN ALLOH*

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ


“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti perasaan si penerima, mereka memperoleh pahala di sisi Robb mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati"_. (QS Al-Baqoroh 262)

Alloh  Subhananahu wa Ta’ala berfirman:


مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ


“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah adalah Al-Wasi’ (Maha Luas karunia-Nya) lagi Al-‘Alim (Maha mengetahui)”_. (QS Al-Baqoroh 261)

Alloh  Subhananahu wa Ta’ala berfirman:


مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ وَاللَهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ


“Perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat. Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat apa yang kalian perbuat”_ (QS Al-Baqoroh 265)

Alloh  Subhananahu wa Ta’ala berfirman:


وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِين



“Barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya”_ (QS Saba’ 39)

Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:


مَنْ أَنْفَقَ نَفَقَةً فِي سَبِيلِ اللهِ كُتِبَتْ لَهُ بِسَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ


“Barangsiapa yang mengeluarkan infak di jalan Alloh maka dituliskan baginya dengan tujuh ratus kali lipat”_ (HR Ahmad, An-Nasa’i dll dari Khuraim Rodiyallohu ‘Anhu)

Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:


مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ العِبَادُ فِيهِ، إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا


“Tidak ada hari yang para hamba menjumpai paginya, kecuali ketika itu dua malaikat turun. Maka salah satunya berkata: “Yaa Alloh berilah orang yang berinfak penggantian dan berilah orang yang menahan (hartanya) kepunahan”_ (HR Bukhory-Muslim dari Abu Huraroh Rodhiyallohu ‘Anhu)


*MENINGGALKAN SEDEKAH DI JALAN ALLOH ADALAH JALAN MENUJU GERBANG KEBINASAAN*

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ


“Infakkanlah (harta benda) kalian di jalan Allah, dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan”_. (QS Al-Baqoroh 195)

Hudzaifah Rodhiyallohu ‘Anhu mengatakan: _“Ayat ini turun dalam masalah infak”_ (HR Al-Bukhory)

Dalam riwayat lain dengan sanad yang shohih, Hudzaifah Rodhiyallohu ‘Anhu menafsirkan makna _"janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan”: “Yaitu meninggalkan infak di jalan Alloh”_ (HR Ath-Thobari di tafsirnya)

*ORANG KAFIR JUGA MENGINFAKKAN HARTANYA*

Alloh Ta’ala berfirman:


إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ الله


“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah”_. (QS Al-Anfal 36)

Syaikh ‘Abdurrohman As-Sa’dy Rahimahulloh mengatakan: “Mereka (orang-orang kafir) akan terus menerus memerangi yang selainnya sampai mereka bisa mengeluarkan orang selain mereka dari agamanya. Terlebih-lebih ahlul Kitab seperti Yahudi dan Nashoro yang mengerahkan yayasan-yayasan, menyebarkan para da’i, mengutus para dokter, membangun sekolah-sekolah untuk menarik umat kepada agama mereka. Serta menyusupkan kepada mereka apa-apa yang bisa menjadi syubhat bagi mereka, yang dapat meragukan mereka terhadap agama mereka” [Tafsir As-Sa’dy surat Al-Baqoroh ayat 217]

Di zaman ini yang terlihat giat menempuh cara-cara tersebut adalah Rofidhoh, mereka sangat gencar dalam menyebarkan pemahaman zindiq dan munafik.

Syaikh kami Yahya Al-Hajury Hafizhohulloh mengatakan bahwa negara yang paling bersemangat untuk mengembangkan dakwah saat ini adalah Iran. Mereka mengalokasikan dana besar-besaran untuk kepentingan dakwah meski perekonomian mereka pas-pasan. Mereka menyebarkan kezindikan, kekafiran dan kemunafikan dengan mengirim da’i-da’i Rofidhoh ke berbagai negara dan membuat yayasan-yayasan ahlut bait, menerima pelajar-pelajar undangan dari berbagai negara, menyebarkan buku-buku dengan harga yang murah dengan jumlah besar bahkan memberi sokongan dana untuk kepentingan perang dalam mengembangkan pemahaman rofidhoh.

Padahal kaum musliminlah yang paling berhak untuk mengerahkan usahanya dan menginfakkan harta mereka untuk agamanya, karena apa yang mereka perjuangkan adalah perkara yang mulia. Perkara yang diridhoi Robb manusia.

Bersambung... (ke bagian- 5)


💎 _*Faedah ✍🏼 oleh :*_
Ustadz Abu Ja'far Al Minangkabawiy -hafidzhohulloh-
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Join Channel Telegram http://bit.do/majaalisahlissunnahaudio