(Bagian- 4)
☄ *MENCARI BERKAH DENGAN SEDEKAH
*YANG BUTUH, MESTI MENJAGA KEHORMATAN*
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا
“Berinfaqlah kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah, mereka tidak dapat (berusaha) di bumi. Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu bisa mengenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak”._ (QS Al-Baqoroh 273)
Hal ini mencakup juga apa yang mereka katakan “untuk kepentingan dakwah”, ketahuilah bahwa Islam adalah agama yang mulia dan ditegakkan dengan cara yang mulia, tidak butuh kepada cara-cara yang hina.
_*KEUTAMAAN MENGINFAKKAN HARTA DI JALAN ALLOH*_
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti perasaan si penerima, mereka memperoleh pahala di sisi Robb mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati"_. (QS Al-Baqoroh 262)
Alloh Subhananahu wa Ta’ala berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah adalah Al-Wasi’ (Maha Luas karunia-Nya) lagi Al-‘Alim (Maha mengetahui)”_. (QS Al-Baqoroh 261)
Alloh Subhananahu wa Ta’ala berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ وَاللَهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat. Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat apa yang kalian perbuat”_ (QS Al-Baqoroh 265)
Alloh Subhananahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِين
"Barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya”_ (QS Saba’ 39)
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ أَنْفَقَ نَفَقَةً فِي سَبِيلِ اللهِ كُتِبَتْ لَهُ بِسَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ
“Barangsiapa yang mengeluarkan infak di jalan Alloh maka dituliskan baginya dengan tujuh ratus kali lipat”_ (HR Ahmad, An-Nasa’i dll dari Khuraim Rodiyallohu ‘Anhu)
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ العِبَادُ فِيهِ، إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“Tidak ada hari yang para hamba menjumpai paginya, kecuali ketika itu dua malaikat turun. Maka salah satunya berkata: “Yaa Alloh berilah orang yang berinfak penggantian dan berilah orang yang menahan (hartanya) kepunahan”_ (HR Bukhory-Muslim dari Abu Huraroh Rodhiyallohu ‘Anhu)
*MENINGGALKAN SEDEKAH DI JALAN ALLOH ADALAH JALAN MENUJU GERBANG KEBINASAAN*
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ
_“Infakkanlah (harta benda) kalian di jalan Allah, dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan”_. (QS Al-Baqoroh 195)
Hudzaifah Rodhiyallohu ‘Anhu mengatakan: _“Ayat ini turun dalam masalah infak”_ (HR Al-Bukhory)
Dalam riwayat lain dengan sanad yang shohih, Hudzaifah Rodhiyallohu ‘Anhu menafsirkan makna _"janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan”: “Yaitu meninggalkan infak di jalan Alloh”_ (HR Ath-Thobari di tafsirnya)
_*ORANG KAFIR JUGA MENGINFAKKAN HARTANYA*_
Alloh Ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ الله
_“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah”_. (QS Al-Anfal 36)
Syaikh ‘Abdurrohman As-Sa’dy Rahimahulloh mengatakan: “Mereka (orang-orang kafir) akan terus menerus memerangi yang selainnya sampai mereka bisa mengeluarkan orang selain mereka dari agamanya. Terlebih-lebih ahlul Kitab seperti Yahudi dan Nashoro yang mengerahkan yayasan-yayasan, menyebarkan para da’i, mengutus para dokter, membangun sekolah-sekolah untuk menarik umat kepada agama mereka. Serta menyusupkan kepada mereka apa-apa yang bisa menjadi syubhat bagi mereka, yang dapat meragukan mereka terhadap agama mereka” [Tafsir As-Sa’dy surat Al-Baqoroh ayat 217]
Di zaman ini yang terlihat giat menempuh cara-cara tersebut adalah Rofidhoh, mereka sangat gencar dalam menyebarkan pemahaman zindiq dan munafik.
Syaikh kami Yahya Al-Hajury Hafizhohulloh mengatakan bahwa negara yang paling bersemangat untuk mengembangkan dakwah saat ini adalah Iran. Mereka mengalokasikan dana besar-besaran untuk kepentingan dakwah meski perekonomian mereka pas-pasan. Mereka menyebarkan kezindikan, kekafiran dan kemunafikan dengan mengirim da’i-da’i Rofidhoh ke berbagai negara dan membuat yayasan-yayasan ahlut bait, menerima pelajar-pelajar undangan dari berbagai negara, menyebarkan buku-buku dengan harga yang murah dengan jumlah besar bahkan memberi sokongan dana untuk kepentingan perang dalam mengembangkan pemahaman rofidhoh.
Padahal kaum musliminlah yang paling berhak untuk mengerahkan usahanya dan menginfakkan harta mereka untuk agamanya, karena apa yang mereka perjuangkan adalah perkara yang mulia. Perkara yang diridhoi Robb manusia.
Bersambung... (ke bagian- 5) in sya Alloh
💎 _*Faedah ✍🏼 oleh :*_
Ustadz Abu Ja'far Al Minangkabawiy -hafidzhohulloh-
Join Channel Telegram http://bit.do/majaalisahlissunnahaudio