Minggu, 06 November 2016

Membantah Kaum Khawarij

BETULKAH ADA SALAFUSH SHOLEH DARI KALANGAN SAHABAT ROSULULLOH YANG BERSAMA (MENDUKUNG) KAUM KHOWARIJ..?



_*Diriwayatkan oleh Imam An Nasa-i dalam kitab Al Khosho-ish Amirul Mu’minin Ali bin Abi Tholib (hal 190)*_, dengan sanad hasan,

أخبرنا عمرو بن علي قال حدثنا عبد الرحمن بن مهدي قال حدثنا عكرمة بن عمار قال حدثني أبو زميل قال حدثني عبد الله بن عباس قال

‘Amr bin Ali mengabarkan kepadaku, ia berkata, ‘Abdurrohman bin Mahdi menuturkan kepadaku, Ikrimah bin ‘Ammar berkata, Abu Zamil menuturkan kepadaku, ia berkata, _*Abdullah bin ‘Abbas berkata:*_

لما خرجت الحرورية اعتزلوا في دار و كانوا ستة آلاف فقلت لعلي يا أمير المؤمنين أبرد بالصلاة لعلي أكلم هؤلاء القوم قال إني أخافهم عليك قلت كلا

Ketika kaum Haruriyyah (Khowarij) memberontak, mereka berkumpul menyendiri di suatu daerah. Ketika itu mereka ada sekitar 6000 orang. Maka aku pun berkata kepada ‘Ali bin Abi Tholib: “wahai Amirul Mu’minin, tundalah shalat dzhuhur hingga matahari tidak terlalu panas, mungkin aku bisa berbicara dengan mereka kaum Khowarij”. Ali berkata: “aku mengkhawatirkan keselamatanmu”. aku berkata: “tidak perlu kuatir”

فلبست وترجلت و دخلت عليهم في دار نصف النهار وهم يأكلون فقالوا مرحبا بك يا ابن عباس فما جاء بك قلت لهم أتيتكم من عند أصحاب النبي المهاجرين والأنصار ومن عند ابن عم النبي وصهره وعليهم نزل القرآن فهم أعلم بتأويله منكم و ليس فيكم منهم أحد لأبلغكم ما يقولون وأبلغهم ما تقولون فانتحى لي نفر منهم

Aku lalu memakai pakaian yang bagus dan berdandan. Aku sampai di daerah mereka pada waktu tengah hari, ketika itu kebanyakan mereka sedang makan. Mereka berkata: “marhaban bik (selamat datang) wahai Ibnu ‘Abbas, apa yang membuatmu datang ke sini?”. Aku berkata: “Aku datang mewakili para sahabat Nabi dari kaum Muhajirin dan Anshor dan mewakili anak dari paman Nabi (Ali bin Abi Tholib). Merekalah yang membersamai Nabi, Al Qur’an di turunkan di tengah-tengah mereka, dan mereka lah yang paling memahami makna Al Qur’an. Dan _*TIDAK ADA SALAH SEORANG PUN DARI KALIAN YANG TERMASUK SAHABAT NABI*_. Akan aku sampaikan perkataan mereka yang lebih benar dari perkataan kalian”. Lalu sebagian dari mereka mencoba menahanku untuk bicara.

قلت هاتوا ما نقمتم على أصحاب رسول الله وابن عمه قالوا ثلاث قلت ما هن قال أما إحداهن فانه حكم الرجال في أمر الله وقال الله إن الحكم إلا لله الأنعام 57 يوسف 40 67 ما شأن الرجال والحكم قلت هذه واحدة قالوا وأما الثانية فانه قاتل ولم يسب ولم يغنم إن كانوا كفارا لقد حل سبيهم و لئن كانوا مؤمنين ما حل سبيهم و لا قتالهم قلت هذه ثنتان فما الثالثة وذكر كلمة معناها قالوا محى نفسه من أمير المؤمنين فإن لم يكن أمير المؤمنين فهو أمير الكافرين قلت هل عندكم شيء غير هذا قالوا حسبنا هذا

Aku berkata lagi: “sampaikan kepadaku _*apa alasan kalian memerangi para sahabat Rosululloh dan anak dari pamannya (Ali bin Abi Tholib)?”*_.
Mereka menjawab: “ada 3 hal”. Aku berkata: “apa saja?”.
_*Mereka menjawab:

 “Pertama: ia telah menjadi hakim dalam urusan Alloh, padahal Alloh Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya hukum itu hanyalah milik Alloh” (QS. Al An’am: 57, Yusuf: 40). Betapa beraninya seseorang menetapkan hukum!”. Aku berkata: “ini yang pertama, lalu?”.

*Mereka menjawab:
 “Kedua: ia memimpin perang (melawan pihak ‘Aisyah) namun tidak menawan tawanan dan tidak mengambil ghanimah. Padahal jika memang ia memerangi orang kafir maka halal tawanannya. Namun jika yang diperangi adalah orang mukmin maka tidak halal tawanannya dan tidak boleh diperangi”. Aku berkata: “ini yang kedua, lalu apa yang ketiga?”.

"(Ketiga) Mereka menyampaikan perkataan, yang intinya kaum Khowarij berpendapat bahwa Ali bin Abi Tholib telah menghapus gelar Amirul Mu’minin dari dirinya, dengan demikian ia adalah Amirul Kafirin.*_ Aku lalu berkata: “apakah masih ada lagi alasan kalian?”. _*Mereka menjawab: “itu sudah cukup”.*


قلت لهم أرأيتكم إن قرأت عليكم من كتاب الله جل ثناءه وسنة نبيه ما يرد قولكم أترجعون قالوا نعم قلت أما قولكم حكم الرجال في أمر الله فإني أقرأ عليكم في كتاب الله أن قد صير الله حكمه إلى الرجال في ثمن ربع درهم فأمر الله تبارك وتعالى أن يحكموا فيه أرأيت قول الله تبارك وتعالى يا أيها الذين آمنوا لا تقتلوا الصيد وأنتم حرم ومن قتله منكم متعمدا فجزاء مثل ما قتل من النعم يحكم به ذوا عدل منكم المائدة 95

Aku berkata: “bagaimana menurut kalian jika aku membacakan kitabulloh dan sunnah NabiNya yang akan membantah pendapat kalian? apakah kalian akan rujuk (taubat)?”. Mereka berkata: “ya”.

Aku katakan: “adapun perkataan kalian bahwa Ali bin Abi Tholib telah menetapkan hukum dalam perkara Alloh, akan kubacakan Kitabulloh kepada kalian bhwa Alloh telah menyerahkan hukum kepada manusia dalam seperdelapan seperempat dirham. Alloh tabaraka wa ta’ala memerintahkan untuk berhukum kepada manusia dalam hal ini. tidakkah kalian membaca firman Alloh tabaraka wa ta’ala (yang artinya): ‘Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh hewan buruan dalam keadaan berihram. Barang siapa yang membunuhnya diantara kamu secara sengaja, maka dendanya adalah mengantinya dengan hewan yang seimbang dengannya, menurut putusan hukum dua orang yang adil diantara kamu‘ (QS. Al Maidah: 95)”

وكان من حكم الله انه صيره إلى رجال يحكمون فيه ولو شاء يحكم فيه فجاز من حكم الرجال أنشدكم بالله أحكم الرجال في صلاح ذات البين وحقن دمائهم أفضل أو في أرنب قالوا بلى هذا أفضل وفي المرأة وزوجها وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها النساء 35 فنشدتكم بالله حكم الرجال في صلاح ذات بينهم وحقن دمائهم افضل من حكمهم في بضع امرأة خرجت من هذه قالوا نعم

Ini diantara hukum Alloh yang Alloh serahkan putusannya kepada manusia. Andaikan Alloh mau, tentu Alloh bisa memutuskan saja hukumnya. Namun Alloh membolehkan berhukum kepada manusia. Demi Alloh aku bertanya kepada kalian, apakah putusan hukum seseorang dalam mendamaikan suami-istri yang bertikai atau dalam menjaga darah kaum muslimin atau dalam masalah daging kelinci itu afdhol? Mereka menjawab: “iya, tentu itu afdhol”. Dalam masalah pertikaian suami istri, “Dan bila kamu mengkhawatirkan perceraian antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam (penengah yang memberi putusan) dari keluarga laki-laki dan seorang penengah dari keluarga wanita” (QS An Nisa: 35).
 Demi Alloh telah kubacakan kepada kalian diperintahkannya berhukum kepada manusia dalam mendamaikan suami-istri yang bertikai dan dalam menjaga darah mereka, dan itu lebih afdhol dari pada hukum yang diputuskan beberapa wanita. Apakah alasanmu sudah terjawab dengan ini? Mereka menjawab: “Ya”.

قلت وأما قولكم قاتل ولم يسب ولم يغنم أفتسبون أمكم عائشة تستحلون منها ما تستحلون من غيرها وهي أمكم فإن قلتم إنا نستحل منها ما نستحل من غيرها فقد كفرتم وان قلتم ليست بأمنا فقد كفرتم النبي أولى بالمؤمنين من أنفسهم وأزواجه أمهاتهم الأحزاب 6 فأنتم بين ضلالتين فأتوا منها بمخرج افخرجت من هذه قالوا نعم

Aku berkata: “adapun perkataan kalian bahwa Ali berperang (melawan pihak ‘Aisyah) namun tidak menawan dan tidak mengambil ghonimah, saya bertanya, apakah kalian akan menawan ibu kalian ‘Aisyah? Apakah ia halal bagi kalian sebagaimana tawanan lain halal bagi kalian? Jika kalian katakan bahwa ia halal bagi kalian sebagaimana halalnya tawanan yang lain, maka kalian telah kufur. Atau jika kalian katakan ia bukan ibumu, kalian kafir. ‘Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka (kaum mukminin)‘ (QS. Al Ahzab: 6). Maka kalian berada di antara dua kesesatan, coba kalian pilih salah satu? Apakah ini sudah menjawab alasan kalian?”. Mereka menjawab: “ya”.

وأما محي نفسه من أمير المؤمنين فأنا آتيكم بما ترضون إن نبي الله يوم الحديبية صالح المشركين فقال لعلي اكتب يا علي هذا ما صالح عليه محمد رسول الله قالوا لو نعلم انك رسول الله ما قاتلناك فقال رسول الله امح يا علي اللهم انك تعلم إني رسول الله امح يا علي واكتب هذا ما صالح عليه محمد بن عبد الله والله لرسول الله ص خير من علي و قد محى نفسه و لم يكن محوه نفسه ذلك محاه من النبوة أخرجت من هذه قالوا نعم


_*Ibnu Abbas berkata, “Dan adapun perkataan kalian bahwa Ali menghapus gelar Amirul Mu’minin darinya, maka aku akan sampaikan hal yang kalian ridhoi.*_ Bukankah Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam pada Hudaibiyah membuat perjanjian dengan kaum Musyrikin. Rosululloh berkata kepada Ali, “tulislah wahai Ali, ini adalah perdamaian yang dinyatakan oleh Muhammad Rosululloh”. Namun kaum musyrikin berkata, “tidak! andai kami percaya bahwa engkau Rosululloh,  tentu kami tidak akan memerangimu”. Maka Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kalau begitu hilangkan tulisan “Rosululloh” wahai Ali. Ya Alloh, sungguh Engkau Maha Mengetahui bahwa aku adalah Rosul-Mu. Hapus saja, wahai Ali. Dan tulislah, ini adalah perdamaian yang dinyatakan oleh Muhammad bin Abdillah”. Padahal Rosululloh Shollallohu ’alaihi Wasallam tentu lebih utama dari pada Ali. Namun beliau sendiri pernah menghapus gelar “Rosululloh”. Namun penghapusan gelar tersebut ketika itu tidaklah menghapus kenabian beliau. _*Apakah alasan kalian sudah terjawab dengan ini?”. Mereka berkata: “ya”.*_

فرجع منهم ألفان وخرج سائرهم فقتلوا على ضلالتهم قتلهم المهاجرون والأنصار

_*Ibnu Abbas berkata, “maka bertaubatlah sekitar dua ribu orang di antara mereka, dan sisanya tetap memberontak. Mereka akhirnya terbunuh dalam kesesatan mereka.*_ Kaum Muhajirin dan Anshor lah yang membunuh mereka.

Selesai.

✍🏽 Admin Channel Telegram http://bit.do/majaalisahlissunnahaudio

___________

Semoga banyak manfaat pelajaran dari kisah ini. semoga Alloh melimpahkan kita petunjuk dan pertolongan-Nya untuk senantiasa mengikuti di jalan-Nya yang lurus, jalan yang dimana para salaf ash sholeh menapakinya.

وفقني الله و بورك فيكم